Overthinking di Malam Hari: Fenomena Gen Z yang Perlu Diatasi

Overthinking di Malam Hari: Fenomena Gen Z yang Perlu Diatasi

Di era digital saat ini, Generasi Z (Gen Z) hidup dalam lingkungan yang sangat terhubung dan cepat berubah. Meski banyak kelebihan, tekanan akademik, ekspektasi sosial, dan paparan berlebih terhadap media sosial membuat banyak dari mereka mengalami stres mental-salah satunya dalam bentuk overthinking di malam hari. kondisi ini bukan hanya menyebabkan gangguan tidur, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental secara keseluruhan.


Apa Itu Overthinking ?

Overthinking adalah kebiasaan berpikir secara berlebihan dan berulang tentang suatu hal, terutama hal negatif atau yang belum terjadi. Umumnya terjadi saat seseorang merenung berlebihan tentang keputusan, kesalahan masa lalu, atau kekhawatiran tentang masa depan. pada malam hari, ketika aktivitas fisik menurun dan suasana menjadi lebih sunyi, pikiran-pikiran ini sering kali muncul dan menjadi lebih dominan.


Mengapa Gen Z Rentan Mengalaminya ?

Menurut penelitian dari American Psychological Association (APA,2023) Gen Z melaporkan tingkat stres tertinggi dibandingkan generasi lainnya. Faktor-faktor yang memicu overthinking pada malam hari diantaranya:


1.Paparan Berlebihan terhadap Media Sosial

Banyak Gen Z menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, terutama sebelum tidur, Ini dapat memicu perbandingan

sosial, rasa tidak cukup baik, dan kecemasan eksistensial.


2.Tekanan Akademik dan Karier

Persaingan dalam dunia pendidikan dan kekhawatiran akan masa depan seringkali memicu pikiran-pikiran berulang

yang tidak produktif.


3.Kurangnya Keseimbangan Emosi

Tidak semua Gen Z dibekali keterampilan regulasi emosi yang memadai, sehingga ketika menghadapi stresor, mereka

cenderung menyimpannya sendiri hingga akhirnya "meledak" dalam bentuk overthingking di malam hari.


Dampak Overthingking di Malam Hari


1.Gangguan Tidur (Insomnia)

Studi menunjukkan bahwa overthinking dikaitkan erat dengan insomnia. Pikiran yang tidak bisa "dimatikan" membuat

seseorang sulit tertidur atau tidur tidak nyenyak (Harvey,2002).


2.Peningkatan Risiko Gangguan Mental

Overthinking kronis dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan (anxiety disorder) dan depresi.


3.Penurunan Produktivitas dan Fokus

Kurang tidur dan stres mental membuat seseorang sulit berkonsentrasi di siang hari, mempengaruhi performa kerja atau

studi.


Cara Mengatasi Overthinking di Malam Hari

1.Terapkan Rutinitas Malam yang Menenangkan

Membatasi penggunaan gadget sebelum tidur, melakukan journaling, atau meditasi ringan dapat membantu

menenangkan pikiran.


2.Latihan Mindfulness dan Pernapadan

Teknik mindfulness membantu seseorang fokus pada "saat ini" dan melepaskan kekhawatiran berlebihan. STudi menunjukkan bahwa midndfulness dapat mengurangi gejala insomnia dan stres (Goyal et.al.,2014)


3.Konsultasi ke Profesional Kesehatan Mental

Jika overthinking sudah mengganggu kualitas hidup, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Terapi kognitif perilaku (CBT) terbukti efektif mengatasi pola pikir overthinking.


4.Tidur yang Konsisten dan Sehat

Menerapkan jam tidur yang teratur serta menciptakan suasana tidur yang nyaman (dark, quiet, cool) sangat membantu otak untuk rileks.


Overthinking di malam hari bukanlah hal sepele, terutama jika terjadi terus menerus dan mengganggu kualitas tidur serta kesehatan mental. Gen Z sebagai generasi yang paling terdampak perlu diberi pemahaman, dukungan, dan akses ke sumber daya kesehatan mental. Kesadaran sejak dini dapat menjadi langkah penting untuk menciptakan generasi yang lebih sehat secara emosional dan mental.


Referensi Ilmiah

American psychological Association. (2023). Stress in America Survey

Harvey, A.G (2002). A cognitive model of insomnia. Behaviour Research and Therapy, 40 (8), 869-893.

Goyal, M., Singh, S., Sibinga, E.M.S., et al. (2014). Meditation programs for psychological stress and well-being : A systematic revie and meta-analysis. JAMA Internal Medicine, 174 (3), 357-368.

Nolen-Hoeksema, S., Wisco, B.E., & Lyubomirsky, S. (2008). Rhetinking Rumination. Perspectives on Psychological Science, 3 (5), 400-424.

Twenge, J.M., & Campbell, W.K. (2028). Associations between screen time and lower psychological well-being among children a nd adolescents: Evidence form a population-based study. Preventive Medicine Reports, 12, 271-283


Perlu diingat bahwa informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak dapat menggantikan diagnosis maupun saran medis dari dokter. Pemeriksaan dan pengobatan yang Anda jalani bisa bervariasi tergantung pada fasilitas kesehatan yang tersedia. Namun, tenaga medis akan memberikan rekomendasi pemeriksaan dan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.


Untuk kemudahan dalam berkonsultasi, Anda dapat memanfaatkan aplikasi IHC Telemed. Dengan aplikasi ini, Anda bisa melakukan konsultasi online dengan dokter kapan saja dan di mana saja. Unduh IHC Telemed sekarang dan manfaatkan fitur-fiturnya untuk mendukung kesehatan Anda.


Poli Psikologi:

Mariya Manna, M.Psi

Kamis-Jum'at

14.00 WIB - Selesai

*Hari Lain bisa dengan perjanjian


Poli Hipnoterapi:

Arif R.Febriyanto S.Kep.Ners.,Cht.,MH

Senin-Jum'at

15.00 -17.00 WIB


Yuk tetap jaga kesehatan kita, Dapatkan Informasi tentang:

Artikel kesehatan kami : https://rswonolangan.ihc.id/artikel.html

Informasi terkait jadwal poli spesialis: https://rswonolangan.ihc.id/cari-dokter.html

Lakukan pendaftaran melalui:https://mitra.nusamed.co.id/


Informasi lebih lanjut silahkan hubungi nomor layanan pelanggan kami Rumah Sakit Wonolangan Klik Link dibawah ini

KLIK UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP