Hari Peringatan HIV & AIDS pada Wanita: Meningkatkan Kesadaran dan Pencegahan
Hari Peringatan HIV & AIDS pada Wanita diperingati setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran akan dampak HIV/AIDS terhadap perempuan serta pentingnya pencegahan dan pengobatan. Wanita, terutama di negara berkembang, menghadapi risiko yang lebih besar terkait HIV karena berbagai faktor biologis, sosial, dan ekonomi. Selain itu, pemahaman tentang HIV, bagaimana virus ini bekerja, serta bagaimana pencegahannya sangat penting untuk mengurangi angka kasus di kalangan wanita.
Apa Itu HIV dan AIDS?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4 yang berperan dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi. Jika tidak ditangani, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yaitu tahap akhir dari infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh menjadi sangat lemah sehingga rentan terhadap berbagai penyakit oportunistik (WHO, 2022).
HIV menyebar melalui:
1.Kontak seksual tanpa perlindungan (tanpa penggunaan kondom atau profilaksis pra pajanan/PrEP)
2.Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi
3.Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
4.Transfusi darah yang terkontaminasi (meskipun saat ini sudah sangat jarang terjadi berkat sistem skrining yang ketat)
Mengapa Wanita Rentan terhadap HIV/AIDS?
1.Faktor Biologis
Secara biologis, wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV dibandingkan pria akibat luasnya permukaan mukosa vagina yang terpapar virus saat berhubungan seksual. Selain itu, peradangan akibat infeksi menular seksual (IMS) dapat meningkatkan risiko penularan HIV (Quinn & Overbaugh, 2005).
2.Ketimpangan Gender dan Kekerasan Seksual
Banyak wanita mengalami kekerasan seksual dan ketimpangan dalam pengambilan keputusan terkait kesehatan reproduksi. Hal ini membatasi kemampuan mereka untuk bernegosiasi dalam penggunaan kondom atau tindakan pencegahan lainnya (Jewkes et al., 2010).
3.Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan
Di beberapa wilayah, wanita memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan, termasuk tes HIV, pengobatan antiretroviral (ARV), dan alat kontrasepsi yang dapat membantu mengurangi risiko penularan (UNAIDS, 2021).
4.Kehamilan dan Risiko Penularan ke Bayi
Wanita hamil dengan HIV berisiko menularkan virus kepada bayinya jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Namun, dengan terapi ARV yang efektif, risiko ini dapat ditekan hingga di bawah 1% (WHO, 2022).
Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS pada Wanita
1.Edukasi dan Kesadaran
Meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS, cara penularannya, serta pentingnya tes HIV secara rutin dapat membantu mengurangi penyebaran virus.
2.Penggunaan Kontrasepsi dan Profilaksis Pra Pajanan (PrEP)
Penggunaan kondom secara konsisten serta obat PrEP dapat membantu mencegah penularan HIV pada wanita yang berisiko tinggi (Baeten et al., 2012).
3.Peningkatan Akses ke Layanan Kesehatan
Memastikan semua wanita memiliki akses yang mudah dan terjangkau ke layanan tes, pengobatan, dan konseling HIV.
4.Pemberdayaan Perempuan
Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan ekonomi dapat membantu wanita dalam mengambil keputusan yang lebih baik terkait kesehatan reproduksi mereka.
5.Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
Wanita hamil yang hidup dengan HIV harus mendapatkan pengobatan ARV selama kehamilan, persalinan, dan menyusui untuk mencegah penularan HIV ke bayi mereka.
6.Pengobatan Antiretroviral (ARV)
ARV adalah pengobatan yang efektif untuk menekan replikasi HIV dalam tubuh dan memungkinkan orang dengan HIV hidup sehat lebih lama. Terapi ini juga dapat mengurangi risiko penularan HIV ke pasangan seksual jika dikonsumsi secara teratur.
Hari Peringatan HIV & AIDS pada Wanita adalah momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung langkah-langkah pencegahan serta pengobatan. Dengan edukasi yang lebih luas, akses kesehatan yang lebih baik, dan pemberdayaan perempuan, risiko penyebaran HIV pada wanita dapat dikurangi secara signifikan. Selain itu, pemahaman mengenai bagaimana HIV bekerja dan bagaimana cara pencegahannya sangat penting untuk menekan angka infeksi baru.
Referensi :
- Quinn, T. C., & Overbaugh, J. (2005). "HIV/AIDS in women: An expanding epidemic." Science, 308(5728), 1582-1583.
- Jewkes, R., Dunkle, K., Nduna, M., & Shai, N. (2010). "Intimate partner violence, relationship power inequity, and incidence of HIV infection in young women in South Africa: A cohort study." The Lancet, 376(9734), 41-48.
- UNAIDS (2021). "Global HIV & AIDS statistics — Fact sheet." UNAIDS Report.
- Baeten, J. M., Donnell, D., Ndase, P., et al. (2012). "Antiretroviral prophylaxis for HIV prevention in heterosexual men and women." New England Journal of Medicine, 367(5), 399-410.
- World Health Organization (WHO). (2022). "HIV/AIDS Key Facts." WHO Report.
Perlu diingat bahwa informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak dapat menggantikan diagnosis maupun saran medis dari dokter. Pemeriksaan dan pengobatan yang Anda jalani bisa bervariasi tergantung pada fasilitas kesehatan yang tersedia. Namun, tenaga medis akan memberikan rekomendasi pemeriksaan dan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Untuk kemudahan dalam berkonsultasi, Anda dapat memanfaatkan aplikasi IHC Telemed. Dengan aplikasi ini, Anda bisa melakukan konsultasi online dengan dokter kapan saja dan di mana saja. Unduh IHC Telemed sekarang dan manfaatkan fitur-fiturnya untuk mendukung kesehatan Anda.
Yuk tetap jaga kesehatan kita, Dapatkan Informasi tentang:
Artikel kesehatan kami : https://rswonolangan.ihc.id/artikel.html
Informasi terkait jadwal poli spesialis: https://rswonolangan.ihc.id/cari-dokter.html
Lakukan pendaftaran melalui:https://mitra.nusamed.co.id/
Informasi lebih lanjut silahkan hubungi nomor layanan pelanggan kami Rumah Sakit Wonolangan Klik Link dibawah ini