Dua Pendaki Meninggal di Cartenz: Hipotermia Kembali Menelan Korban, Mengapa Hipotermia Bisa Berakibat Fatal? Kenali Gejala dan Pencegahannya

Dua Pendaki Meninggal di Cartenz: Hipotermia Kembali Menelan Korban, Mengapa Hipotermia Bisa Berakibat Fatal? Kenali Gejala dan Pencegahannya

Belum lama ini, dunia pendakian di Indonesia dihebohkan oleh kabar duka meninggalnya dua pendaki, Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, saat mendaki Puncak Cartenz. Kedua sahabat ini diduga mengalami hipotermia, kondisi berbahaya yang terjadi akibat suhu tubuh turun drastis akibat cuaca ekstrem di ketinggian.


Dalam pendakian ke Puncak Cartenz (4.884 mdpl), terdapat dua kelompok yang mencoba mencapai puncak. Salah satu kelompok pendaki yang turut serta dalam perjalanan ini adalah kelompok yang diikuti oleh Fiersa Besari, seorang musisi dan penulis yang dikenal memiliki hobi mendaki.


Namun, dalam perjalanan menuju puncak, Lilie dan Elsa mengalami kondisi yang semakin memburuk akibat suhu ekstrem. Hipotermia menyebabkan tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk mempertahankan suhu normal, yang pada akhirnya mengganggu fungsi organ vital. Meskipun upaya penyelamatan telah dilakukan, nyawa keduanya tidak dapat diselamatkan.


Apa Itu Hipotermia?

Hipotermia adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 35°C. Normalnya, suhu tubuh manusia berkisar antara 36,5–37,5°C. Ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk memproduksi panas, fungsi organ vital seperti jantung, otak, dan sistem saraf dapat terganggu, bahkan berakibat fatal jika tidak segera ditangani.


Penyebab Hipotermia

Hipotermia umumnya terjadi akibat paparan suhu dingin dalam waktu lama, baik di lingkungan terbuka maupun tertutup. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hipotermia meliputi:

  1. Paparan cuaca dingin (misalnya saat mendaki gunung atau tersesat di lingkungan bersalju).
  2. Terendam air dingin (seperti jatuh ke laut atau sungai yang bersuhu rendah).
  3. Pakaian yang tidak memadai dalam cuaca dingin.
  4. Gangguan kesehatan tertentu, seperti diabetes, hipotiroidisme, atau malnutrisi, yang dapat menghambat produksi panas tubuh.
  5. Konsumsi alkohol atau obat-obatan yang dapat mengganggu regulasi suhu tubuh.


Mengapa Pendaki Gunung Rentan Terkena Hipotermia?

Pendaki gunung termasuk kelompok yang paling rentan mengalami hipotermia karena beberapa faktor, antara lain:

  • Kondisi Cuaca yang Tidak Terduga: Suhu di pegunungan dapat berubah secara drastis, terutama pada malam hari atau saat terjadi badai.
  • Pakaian yang Tidak Sesuai: Pendaki pemula sering kali kurang memahami pentingnya pakaian berlapis (layering) yang mampu menjaga suhu tubuh.
  • Kelelahan Fisik: Aktivitas fisik yang berat membuat tubuh lebih cepat kehilangan panas, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan makanan dan minuman yang cukup.
  • Keringat yang Membasahi Pakaian: Keringat yang tidak segera diganti dengan pakaian kering dapat mempercepat penurunan suhu tubuh.
  • Kurangnya Pengetahuan tentang Hipotermia: Banyak pendaki tidak menyadari gejala awal hipotermia sehingga terlambat mengambil tindakan pencegahan.
  • Efek Ketinggian: Pada ketinggian tertentu, tubuh mengalami kesulitan dalam mengatur suhu dan produksi panas, meningkatkan risiko hipotermia.
  • Kurangnya Adaptasi terhadap Dingin: Pendaki yang tidak terbiasa dengan lingkungan bersuhu rendah lebih cepat mengalami kehilangan panas tubuh.

Gejala Hipotermia

Gejala hipotermia berkembang secara bertahap dan dapat bervariasi tergantung tingkat keparahannya:

  • Ringan (32–35°C): Menggigil, kulit pucat, kelelahan, kebingungan ringan, bicara melantur, dan kesulitan menggerakkan tubuh.
  • Sedang (28–32°C): Berhenti menggigil, gangguan koordinasi yang parah, kantuk berlebihan, denyut jantung dan pernapasan melambat.
  • Parah (<28°C): Hilang kesadaran, denyut jantung dan pernapasan hampir tidak terdeteksi, pupil melebar, dan berisiko henti jantung.

Penanganan Hipotermia

Jika seseorang mengalami hipotermia, segera lakukan langkah-langkah berikut sebelum bantuan medis datang:

  1. Pindahkan ke tempat yang lebih hangat dan kering.
  2. Lepaskan pakaian basah dan ganti dengan pakaian kering dan hangat.
  3. Gunakan selimut tebal atau sumber panas seperti botol air hangat yang dibungkus kain di area leher, dada, atau selangkangan.
  4. Berikan minuman hangat yang tidak mengandung alkohol atau kafein.
  5. Hindari pemanasan langsung seperti menggunakan penghangat ruangan dengan suhu tinggi karena dapat menyebabkan syok.
  6. Jika korban tidak sadar, segera lakukan CPR jika tidak ada detak jantung atau napas.

Pencegahan Hipotermia

Untuk mencegah hipotermia, penting untuk:

  • Gunakan pakaian yang sesuai saat berada di lingkungan dingin, termasuk pakaian berlapis, jaket tahan air, dan topi.
  • Tetap kering dan hindari kontak langsung dengan air dingin.
  • Konsumsi makanan bergizi untuk menjaga energi tubuh dalam menghasilkan panas.
  • Batasi konsumsi alkohol, karena dapat mempercepat kehilangan panas tubuh.
  • Selalu bawa perlengkapan darurat, terutama jika beraktivitas di alam terbuka.

Referensi:

  1. Brown, D. J. A., Brugger, H., Boyd, J., & Paal, P. (2012). "Accidental Hypothermia." The New England Journal of Medicine, 367(20), 1930–1938.
  2. Giesbrecht, G. G., & Wilkerson, J. A. (2006). Hypothermia, Frostbite, and Other Cold Injuries: Prevention, Survival, Rescue, and Treatment. The Mountaineers Books.
  3. Sessler, D. I. (2009). "Temperature Monitoring and Perioperative Thermoregulation." Anesthesiology, 111(3), 626–645.
  4. Strapazzon, G., et al. (2018). "Pathophysiology of Accidental Hypothermia." International Journal of Environmental Research and Public Health, 15(8), 1575.


Menjaga suhu tubuh tetap normal sangat penting untuk kesehatan. Jika berada di lingkungan berisiko, selalu waspada dan siapkan langkah pencegahan untuk menghindari hipotermia. Jika mengalami atau menemukan seseorang dengan tanda-tanda hipotermia, segera cari bantuan medis agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat.


Yuk tetap jaga kesehatan kita, Dapatkan Informasi tentang Kesehatan dan layanan di IHC RS Wonolangan, Rumah Sakit di Probolinggo melalui artikel kesehatan kami >>> https://rswonolangan.ihc.id/artikel.html


Informasi lebih lanjut silahkan hubungi nomor layanan pelanggan kami Rumah Sakit Wonolangan Klik Link dibawah ini

KLIK UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT